“Saya nggak mau ribet bertemu Manajer Investasi saya yang botak menyebalkan, saya juga nggak mau ribet bertemu customer service Bank Kustodian saya yang enggak ramah. Saya nggak mau masuk RD. Saya maunya bikin RDPT saya sendiri. Bisa nggak?”
Kalau saya jawab bisa, kagetkah Anda?
Sebenarnya tidak perlu kaget. Ingat, definisi RDPT adalah RD yang 80% dananya dimasukkan obligasi atau deposito, dan sisanya sebesar 20% boleh dialokasikan untuk apa saja, termasuk saham. Kalau paham definisinya, membikin sendiri RDPT Anda sendiri, mungkin-mungkin aja kok.
(1) Survey dulu bank mana yang punya deposito paling besar returnnya. Beberapa bank daerah menjanjikan return 11% ke atas.
(2) Nilailah apakah bank tersebut aman dari potensi likuidasi atau kolaps.
(3) Untuk menilai kelayakan bank, carilah laporan keuangan dengan www.google.com. Kemudian perhatikan berapa total asetnya, apakah total asetnya di atas 80 milyar atau tidak. Standar pemerintah, sebuah bank baru diakui jika total asetnya di atas 80 milyar. Standar saya pribadi sih di atas 200 M.
(4) Periksa juga kolom kewajiban / hutangnya. Pastikan rasio aset / kewajiban, minimal 2 kali, dalam artian aset harus dua kali jumlahnya dibanding kewajiban / hutang.
(5) Periksa juga ke mana saja pos-pos asetnya. Bank yang kokoh, menyebar / mendiversifikasikan dananya ke banyak tempat sekaligus, baik ke luar negeri, ke dalam negeri, ke SUN, obligasi korporat, saham, dan sebagainya. Semakin terdiversifikasi dan tersebar secara merata, makin baik adanya.
(6) Mengapa suatu bank harus menyebar asetnya secara merata? Ingat kasus 2008 silam, dimana perusahaan investasi asal USA yakni Lehmann Brothers menyatakan pailit. Otomatis dananya pun akan mengikuti aturan likuidasi, dimana hutang pajak dan pemerintah akan dinomer satukan, dan dana nasabah termasuk dana bank-bank Indonesia yang investasi di sana, akan sukar ditarik.
Apabila suatu bank di Indonesia terlanjur menginvestasikan sebagian besar dananya ke sana saja, tanpa adanya penyebaran ke pos-pos dana lainnya, niscaya bank tersebut akan ikut terimbas besar-besaran, dan bukan tidak mungkin ikut kolaps.
(7) Setelah Anda menemukan bank daerah di Indonesia dengan deposito yang aman namun returnnya besar, alokasikan 80% dana Anda ke sana. Misalnya, Anda punya 100 juta, masukkan 80 juta dana Anda ke deposito aman berbunga besar tadi.
(8) Lalu sisanya sebesar 20% dana, yakni 20 juta, silakan digunakan semau Anda, asal jangan untuk foya-foya. Anda bisa memasukkannya ke saham dan sebagainya. Saran saya untuk pemula, bisa main di ORI saja. Untuk main saham boleh saja, tetapi pastikan Anda paling tidak mempelajari basic-nya lebih dulu.
Nah, dengan demikian Anda sudah mendapatkan RDPT bikinan Anda sendiri? Likuidkah? Iya donk, khan instrumen utamanya pakai deposito. Amankah? Well, kita tahu sendiri deposito itu bagaimana. Tentunya jika kita mau lebih aman, kita pun menyebar 80% dana kita ke berbagai deposito berbunga besar, sebagaimana Manajer Investasoi (MI) di RD juga menyebar dana nasabah ke banyak tempat.
Satu yang paling penting ketika Anda membuat RDPT Anda sendiri, adalah Anda tidak perlu menggaji pihak Manajer Investasinya sama sekali. Dan tentunya, lebih bergengsi dan bikin pe-de donk!
==================
- Privat umum bisnis dari nol: 100 ribu rupiah *
- Privat umum reksadana dari nol: 100 ribu rupiah *
- Pembuatan program komputer untuk toko / mini-market / usaha apapun **
- Privat khusus 1 orang saja: 200 ribu rupiah
* minimal 5 orang pendaftar
** bergaransi support purna jual selama 5 tahun
Hubungi:
ekadp73@yahoo.com
ekadp22@yahoo.com (dalam kondisi email pertama gagal)
Kamis, 20 Agustus 2009
Bikin Reksadana Pendapatan Tetap Anda Sendiri
Label:
bagaimana,
definisi,
fixed income,
konsep,
membuat,
pendapatan tetap,
reksadana,
strategi,
teknik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar