Senin, 24 Agustus 2009

Manajemen Resiko Reksadana

Bagi para pemula reksadana, ada satu pertanyaan yang paling sering diajukan, yakni: “Bagaimana dengan resikonya uang saya hilang di reksadana?” Karena seringnya pertanyaan ini diajukan, menunjukkan pentingnya ilmu manajemen resiko reksadana.

Pertanyaannya, bagaimana caranya meminimalkan resiko reksadana? Paling tidak ada 3 cara:

- Berinvestasi untuk jangka panjang. Alasannya, para pakar sepakat bahwa pasar yang turun, kelak pasti naik lagi. Pada investasi jangka pendek, kita akan lebih mudah terimbas naik-turunnya (volatilitas) bursa. Berbeda dengan investasi jangka panjang, kita akan lebih “kebal” terhadap volatilitas naik-turunnya bursa.

- Berinvestasi dengan strategi DCA (Dollar Cost Averaging), dimana kita tidak memasukkan uang secara langsung, melainkan dengan memasukkannya secara bertahap. Biasanya pemasukkan dana ke reksadana dilakukan pada tiap awal atau akhir bulan.

- Mengamati pasar dan melakukan cut loss dan top up pada saat-saat yang tepat. Memang tidak ada jaminan bahwa timing yang kita pilih akan 100% tepat, namun paling tidak dengan menggunakan teknik analisis yang mendalam, kemungkinan besar hasilnya akan bisa lebih optimal.

Pertanyaannya sekarang, teknik mana yang mesti kita pakai?

Untuk pemula:
- Gunakan teknik DCA dan investasi jangka panjang.

Untuk profesional:
- Gunakan teknik pengamatan pasar dan investasi jangka panjang.
Apabila kita terbiasa melakukan pengamatan pasar, memang seringkali hasilnya akan bisa lebih optimal. Untuk mempelajarinya pun tidak terlalu rumit, cukup dengan mempelajari dasar-dasar analisis fundamental dan teknikal. Sisanya biar jam terbang dan pengalaman kita yang menyempurnakannya secara step by step.

--------------------------------

Privat murah reksadana, cukup 100 ribu saja. Dibimbing sampai bisa, praktik langsung. Garansi support via email 3 bulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar