Selasa, 25 Agustus 2009

Memprediksi Masa Depan Reksadana


Gambar dikutip dari www.infovesta.com. Salah satu situs investasi paling terpercaya di Indonesia. Hak cipta gambar milik www.infovesta.com.


Memprediksi Penurunan NAB & Melakukan Cut Loss Di Masa Krisis

Banyak orang merasa takut berinvestasi di reksadana saham. Salah satunya adalah karena adanya penurunan nilai investasi mereka, yang berupa penurunan nilai NAB mereka. Tidak mungkinkah resiko investasi tersebut di-cover atau di-manajemen?

Nah, pertanyaannya sekarang. Bisakah penurunan NAB suatu reksadana diprediksi beberapa hari sebelumnya?

Meskipun tidak 100% prediksi / ramalan kita akan selalu tepat, namun jawaban atas pertanyaan tersebut adalah: Ya, bisa!

Analoginya kurang lebih sama dengan penyakit dalam tubuh fisik, bisakah suatu penyakit dideteksi jauh hari sebelumnya, dan karenanya bisa dilakukan tindak pencegahan? Jawabannya: Ya, bisa! Meskipun memang tidak setiap kali seorang dokter pasti bisa memprediksi potensi munculnya suatu penyakit dalam tubuh, namun kadangkala suatu penyakit akan menampakan gejala yang cukup jelas.

- Demam berdarah, menunjukkan gejala demam tinggi, perut mulas, bercak kemerahan.

- Glaukoma, menunjukkan gejala gangguan penglihatan, tekanan pada bola mata, mudah pusing-pusing.

- Kusta, menunjukkan gejala mati rasa pada bagian tubuh tertentu.

Begitu pula, dengan mendalami ilmu reksadana, kita ibaratnya menjadi seorang “dokter investasi” yang bisa membaca gejala-gejala tertentu. Tentu saja sebagai manusia biasa, kita tidak akan selalu bisa memprediksi segalanya dengan tepat. Namun, seiring dengan naiknya jam terbang, kemampuan prediksi kita pun juga akan berkembang dengan baik.

Sekarang bagaimana cara kita mendeteksi penurunan NAB dan pergerakan pasar tersebut? Para pakar biasanya akan menggunakan dua tools utama:

Fundamental Analisis.
Mendasarkan diri pada kenyataan bahwa tiap akibat, pasti mempunyai sebab. Atau tiap sebab, pasti menghasilkan akibat. Sehingga suatu penurunan / kenaikkan pada pasar, pasti didasarkan suatu kejadian / event yang menyebabkannya.

Selain itu, fundamental analisis juga menelaah laporan keuangan serta kekuatan perusahaan. Apabila diaplikasikan pada dunia reksadana, berarti membaca kinerja Manajer Investasi, dan membaca kondisi makro pasar.

Teknikal Analisis
Mendasarkan diri pada kenyataan bahwa tiap pergerakan / kejadian / isu politik dan sebagainya yang ada dalam pasar, akan tercermin dalam pergerakan grafik. Dengan kata lain, ibaratnya pergerakan grafik adalah aliran darah manusia, maka tiap kejadian apapun yang terjadi pada tubuh manusia, akan tercermin dalam bentuk aliran darah yang baik atau kacau. Dengan memperhatikan gejolak aliran darahnya, maka seorang tabib akan bisa memprediksi apa penyakitnya dan apa yang akan terjadi. Berbekal keyakinan yang sama, para ahli Teknikal Analisis berpendapat dengan mengamati pergerakan grafik, maka kejadian di masa mendatang akan bisa diramalkan.

Nah, setelah kita memahami dasar tata cara meramalkan masa depan pasar, sekarang pertanyaannya, seberapa akurat prediksi kita?

Jawabannya tergantung tools yang kita gunakan. Seorang yang hanya menggunakan Teknikal Analisis saja, atau seorang yang hanya hanya menggunakan Fundamental Analisis saja, tentu akan menghasilkan keakuratan yang berbeda dengan mereka yang mengkombinasikan Teknikal Analisis dengan Fundamental Analisis.

Kedua, keakuratan prediksi juga tergantung pada waktu yang kita luangkan untuk menganalisis pasar. Seseorang yang hanya meluangkan waktu 15 menit saja, tentu akan berbeda hasilnya dengan seseorang yang meluangkan waktu 2 jam khusus untuk mengamati pasar.

Ketiga, kekuratan prediksi ditentukan pula oleh jumlah informasi yang masuk ke telinga kita. Seseorang yang hanya mendasarkan diri dari berita satu situs saja, tentu akan berbeda hasilnya dengan mereka yang menganalisis dengan menggunakan berita ekonomi dari banyak situs dan mengkombinasikannya dengan membaca grafik dari berbagai situs.

Terakhir, keakuratan prediksi juga tergantung pada jam terbang masing-masing. Seseorang yang baru belajar reksadana, tentu akan berbeda hasil prediksinya dengan mereka yang sudah bertahun-tahun mendalami dunia reksadana.

Itulah 4 faktor yang mempengaruhi keakuratan prediksi seorang pelaku reksadana. Memang tak ada jaminan pasti, namun kita bisa meningkatkan keakuratan prediksi kita dengan cara:

- Menggunakan Teknikal Analisis yang dikombinasikan Fundamental Analisis.

- Meluangkan lebih banyak waktu di sela-sela jam kerja kantor, untuk membaca berita ekonomi dan menganalisis pasar.

- Mendasarkan diri pada berbagai situs-situs perekonomian, dan berita keuangan yang up-to-date, serta grafik-grafik yang tersedia gratis di Internet (misalnya dengan Yahoo finance)

- Menggunakan sebanyak mungkin indikator dalam Teknikal Analisis (overbought, oversold, death cross, golden cross, moving-average, pola triangle, pola flag, pola double-bottom, pola cup & handle, pola head & shoulder, dsb) dan sebanyak mungkin indikator fundamental analisis (angka PHK, laju ekonomi per kuartal / semester, harga minyak, sektor komoditas, batu bara, CPO, tingkat infasi, FED-rate, BI-rate, isu pasokan minyak, kondisi regional, dsb).

- Mengasah jam terbang kita.

Sekali lagi, bagaimanapun juga sesekali kita pasti akan merasakan sakitnya salah memprediksi, dan kadangkala tak semua prediksi kita pasti tepat, sebab seyogyanya hanya Tuhan Yang Esa saja yang mampu memprediksi semuanya dengan tepat. Namun, paling tidak dengan adanya analisis, kita akan punya landasan dasar untuk berpijak. Dan tentunya hati pun akan menjadi lebih tenang dan nyaman. Apabila dana yang kita masukkan ke reksadana besar dan bernilai jutaan, saya rasa tidak ada salahnya mencoba menganalisis, bukan?

Selamat mencoba! Salam sukses!

2 komentar:

  1. bagi2 cerita dong pas pertama kali investasi,analisanya cara investasinya gimana? terus pengalaman harus masuk dan keluar gmn ?
    biar kami2 yg lagi belajar pada pengen juga.


    trims

    BalasHapus
  2. Ok, terima kasih Bro. sarannya bagus banget, dan pasti saya tambahkan. sekalii lagi terima kasih atas kritiknya yang amat membangun.

    BalasHapus