Minggu, 15 November 2009

Analisis 13 Nov 2009

Sekedar menambah pengetahuan, berikut ini saya kirimkan analisis reksadana terbaru versi 13 nov 2009.

Vivanews 13 nov 2009

BERITA TERKAIT
Sektor Komoditas Angkat IHSG
Sempat Terkoreksi, IHSG Berakhir Menguat
Penguatan IHSG Terbatas
IHSG Menguat Tipis 0,23 Poin
Angin Segar Wall Street Masih Topang IHSG
web tools
VIVAnews - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia kembali bermain di teritori positif, setelah pagi tadi sempat terkoreksi. Sentimen positif harga komoditas minyak sawit mentah (CPO) disinyalir menjadi katalis penguatan.

Menurut Robin Setiawan, analis sekuritas di Jakarta, penguatan saham-saham komoditas CPO menjadi penopang ramainya kembali aksi beli saham di lantai bursa domestik. "Sebab, IHSG sempat melemah tadi akibat mengikuti indeks global dan regional yang melemah," kata dia kepada VIVAnews, Jumat, 13 November 2009.

Indeks akhir sesi I Jumat, naik tipis 4,96 poin atau 0,20 persen ke level 2.425,24, dari awal transaksi pagi tadi yang melemah 9,41 poin (0,39 persen) di posisi 2.410,87.

Total nilai transaksi yang dibukukan mencapai Rp 1,45 miliar dan volume tercatat 7,85 juta lot, dengan frekuensi 29.287 kali. Sebanyak 71 saham menguat, 65 melemah, 60 stagnan, serta 271 saham tidak terjadi transaksi.

Saham-saham komoditas CPO yang menguat antara lain PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) naik Rp 250 (1,13 persen) di posisi Rp 22.250, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) terangkat Rp 150 atau 1,98 persen menjadi Rp 7.700, dan PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) menguat Rp 75 (3,15 persen) ke level Rp 2.450.

Sedangkan bursa acuan Asia saat IHSG tutup bergerak negatif seperti Nikkei 225 yang terkoreksi 35,34 atau 0,36 persen menjadi 9.769,15 dan Straits Times melemah 14,46 poin (0,53 persen) ke level 2.711,78.

Sementara itu, berdasarkan data transaksi perdagangan Bloomberg, rupiah pukul 11.30 WIB, berada di posisi 9.407 per dolar AS. Sedangkan menurut data RTI, mata uang lokal tersebut berada di level 9.406/US$.

antique.putra@vivanews.com

• VIVAnews

Kesimpulan
** regional melemah & sentimen positif kurang kuat.
** kenaikkan tidak signifikan


------------------------------------------------------


Vivanews 13 nov 2009

Sesi I Buka
Regional Tertekan, IHSG Terhempas
Indeks di BEI melemah 9,41 poin (0,39 persen) ke level 2.410,87 pada awal transaksi.
Jum'at, 13 November 2009, 09:44 WIBAntique


VIVAnews - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia kembali mengawali pergerakannya dengan pergerakan negatif. Bursa global dan regional yang terkoreksi dinilai menjadi sentimen pelemahan.

IHSG melemah 9,41 poin (0,39 persen) ke level 2.410,87 pada awal transaksi Jumat, 13 November 2009. Sedangkan pada pra pembukaan (pre-opening) tadi, indeks turun 7,76 poin atau 0,33 persen di posisi 2.412,52.

Menurut riset PT Mega Capital Indonesia yang diterima VIVAnews hari ini, sentimen negatif dari indeks bursa global dan regional serta pelemahan harga komoditas diperkirakan menjadi pemicu bergeraknya IHSG ke zona merah.

Selain itu, sekuritas tersebut mengaku faktor akhir pekan sepertinya ikut memicu terjadinya aksi ambil untung (profit taking) investor pasar modal.

Mega Capital memproyeksikan, indeks akan bergerak pada batas bawah (support) 2.405 dan batas atas (resistance) 2.435, dengan target harian (intraday) di kisaran 2.390-2.450.

Bursa Asia saat IHSG dibuka juga bergerak negatif. Indeks Hang Seng terkoreksi 68,98 poin (0,31 persen) di posisi 22.466,55, Nikkei 225 melemah 52,36 atau 0,53 persen menjadi 9.752,13, dan Straits Times turun 12,36 poin (0,45 persen) ke level 2.713,88.

Bursa Wall Street pada perdagangan Kamis sore waktu New York, atau Jumat dini hari WIB juga negatif. Indeks harga saham Dow Jones melemah 93,79 poin (0,91 persen) menjadi 10.197,47, indeks harga saham indikator Standard & Poor's 500 terkoreksi 11,27 poin atau 1,03 persen ke level 1.087,24, dan indeks harga saham teknologi Nasdaq turun 17,88 poin (0,83 persen) di posisi 2.149,02.

Sementara itu, saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang pada perdagangan kemarin ditutup melemah di posisi Rp 2.400, pagi ini dibuka terkoreksi Rp 50 (2.08 persen) ke level Rp 2.350.

antique.putra@vivanews.com

• VIVAnews


Kesimpulan
** regional melemah


----------------------------------------------


Nov. 13 (Bloomberg)

Rising Unemployment

Some companies have shed staff in order to boost profits. HeidelbergCement AG, Germany’s biggest cement maker, said on Nov. 4 that it is “very optimistic” for 2010 and 2011 as the construction industry emerges from its worst slump in decades and cost-cutting efforts pay off. Heidelberg reduced its workforce by almost 9,000 this year.

Euro-region unemployment will jump to 10.9 percent in 2011 from 9.7 percent currently, the European Commission predicted on Nov. 3. It expects the economy to expand 0.7 percent in 2010 after contracting 4 percent this year.

Exports may also falter if a rebound in global trade runs out of steam and the euro continues to strengthen. The currency has appreciated 19 percent against the dollar since mid- February, making European goods more expensive abroad.

“The strong euro is turning more and more into a problem,” said Joerg Lueschow, an economist at WestLB in Dusseldorf. “Global trade isn’t as dynamic as before the crisis. As a result, competition is getting stronger and exchange rates matter more than in times of strong demand.”

The statistics office may revise today’s figures when it publishes a detailed breakdown for the third quarter on Nov. 24.

“Orders and sentiment indicators suggest that the economy will continue to develop favorably in the months ahead,” said Alexander Koch, chief German economist at UniCredit in Munich. “Growth will slow somewhat, but the recovery remains solid.”

To contact the reporter on this story: Jana Randow in Frankfurt at jrandow@bloomberg.net.

Last Updated: November 13, 2009 02:14 EST


Kesimpulan
** kenaikkan (growth) mungkin lama, tapi berlanjut
** jobless akan naik baik di Eropa maupun As, sehingga memperlambat kenaikkan



----------------------------------------


Nov. 12 (Bloomberg)

Unemployment Rate

The unemployment rate among people eligible for benefits, which tends to track the jobless rate, decreased to 4.3 percent in the week ended Oct. 31 from 4.4 percent a week earlier. Twenty-seven states and territories reported a decrease in claims, while 26 showed an increase.

The U.S. lost 190,000 jobs in October and the unemployment rate jumped to 10.2 percent, according to government data released last week. While the pace of job losses has slowed from earlier this year, the U.S. has lost 7.3 million jobs since the recession began in December 2007, and economists expect the unemployment rate to exceed 10 percent through the first half of 2010.

Economists at JPMorgan Chase & Co. in New York last week said payrolls may soon stop dropping. Their research showed that jobless claims at around 500,000 are consistent with stable payrolls with the unemployment rate around the current level.

“The economy is approaching the point at which employment stabilizes and then begins to grow,” Chief Economist Bruce Kasman and colleague Abiel Reinhart wrote in a Nov. 6 note to clients.

Job Cuts

Applied Materials Inc., the world’s biggest maker of chip equipment, is among companies still reducing costs on concern the economic recovery will be slow to develop. The Santa Clara, California-based company yesterday said it plans to cut as many as 1,500 jobs.

The economy is likely to experience a “less-than-robust” recovery and remains vulnerable to shocks, as households rebuild savings and unemployment possibly remains high for “several years to come,” Federal Reserve Bank of San Francisco President Janet Yellen said during a speech Nov. 10.

After their meeting last week, Fed policy makers reiterated a pledge to keep the interest rate target low “for an extended period,” and said unemployment was one of the variables they’ll watch to determine when to change course.

To contact the reporter on this story: Courtney Schlisserman in Washington at cschlisserma@bloomberg.net

Last Updated: November 12, 2009 08:49 EST


Kesimpulan
** pengangguran as 10,2%
** pengangguran stabil di 9,5 s/d 10,5%
** sejak januari 2009 ini, pengangguran mulai menurun dan stabil
** artinya posisi mendatar & masih vulnerable thd shock kecil2



------------------------------------------------------


Vivanews 12 Nov 2009

VIVAnews - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia kembali mengawali pergerakannya dengan penguatan. Bursa Wall Street yang positif dinilai menjadi sentimen penguatan.

IHSG menguat 11,78 poin (0,49 persen) ke level 2.415,66 pada awal transaksi Kamis, 12 November 2009. Sedangkan pada pra pembukaan (pre-opening) tadi, indeks naik 12,27 poin atau 0,51 persen di posisi 2.416,46.

Menurut riset PT Mega Capital Indonesia yang diterima VIVAnews hari ini, sepinya sentimen dari dalam negeri membuat pergerakan IHSG masih dipengaruhi sentimen dari bursa global dan regional, serta harga komoditas.

Sekuritas tersebut memproyeksikan, indeks akan bergerak pada batas bawah (support) 2.385 dan batas atas (resistance) 2.420, dengan target harian (intraday) di kisaran 2.365-2.435.

Bursa Asia saat IHSG dibuka bergerak variatif. Indeks Hang Seng terkoreksi 29,56 poin (0,13 persen) di posisi 22.597,65, Nikkei 225 menguat 43,57 atau 0,44 persen menjadi 9.915,25, dan Straits Times turun 4,35 poin (0,16 persen) ke level 2.736,08.

Sedangkan bursa Wall Street pada perdagangan Rabu sore waktu New York, atau Kamis dini hari WIB kembali positif. Indeks harga saham Dow Jones menguat 44,29 poin (0,43 persen) menjadi 10.291,26, indeks harga saham indikator Standard & Poor's 500 terangkat 5,50 poin atau 0,50 persen ke level 1.098,51, dan indeks harga saham teknologi Nasdaq naik 15,82 poin (0,74 persen) di posisi 2.166,90.

Sementara itu, saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang pada perdagangan kemarin ditutup menguat di posisi Rp 2.425, pagi ini dibuka stagnan di level yang sama.

antique.putra@vivanews.com

• VIVAnews


Kesimpulan
** IHSG sepi sentimen, kenaikkan tajam tidak bisa diharapkan



-------------------------------------------


Vivanews 13 nov 2009

VIVAnews - Harga minyak mentah terus menurun, bahkan mencetak rekor terendah dalam hampir sebulan terakhir menyusul meningkatnya pasokan minyak di Amerika Serikat (AS) dan melemahnya permintaan yang terus berlanjut.

Laman harian The Wall Street Journal mengungkapkan bahwa berdasarkan transaksi di bursa New York Kamis sore (Jumat dini hari WIB), harga minyak light sweet untuk pengiriman Desember turun US$2,34 (3 persen) menjadi US$76,94 per barel. Ini merupakan harga terendah sejak 14 Oktober 2009.

Di bursa London, harga minyak mentah Brent turun US$1.93 atau 2,5 persen menjadi US$76,02 a per barel.

Penurunan harga secara drastis terjadi saat Departemen Energi AS melaporkan persediaan minyak meningkat tengah. Stok minyak mentah naik 1,762 juta barel, lebih banyak dari perkiraan para analis, yang hanya sebesar 200.000 barel.

Sementara persediaan bahan bakar minyak bertambah 2,56 juta barel. Stok minyak hasil penyulingan, termasuk solar dan minyak pemanas juga bertambah, yaitu sebanyak 349.000 barel.

Data permintaan AS terbaru menunjukkan kekecewaan pasar yang mengharapkan perbaikan ekonomi akan mendorong kenaikan konsumsi. Implikasinya, permintaan minyak minggu lalu turun 4,2 persen menjadi 18,3 juta barel per hari, jumlah terendah sejak 26 Juni 2009.

"Alasan utama turunnya harga minyak mentah adalah naiknya persediaan minyak tetapi faktor yang lebih berpengaruh adalah anjloknya permintaan [minyak]," kata Carl Larry, Analis Oil Outlook and Opinion Houston. "Rendahnya permintaan merupakan peringatan,"

Ketidakmampuan konsumsi AS meningkatkan stok minyaknya merupakan salahsatu faktor penyebab harga minyak melonjak diatas US80 per barel.

Persentase kapasitas pengilangan minyak AS menurun 0,7 poin persen menjadi 79,7 persen, level paling rendah selama dua dekade lebih, yang diakibatkan badai. Produsen mengurangi produksi dan mencoba menyerap persediaan yang ada meskipun dengan marjin rendah.

Penurunan harga minyak juga dipengaruhi reli dolar terhadap euro. Investormelihat pergerakan dari set beresiko seperti ekuitas dan minyak dan memilih aset aman yakni dolar. harga minyak yang melemah membuat dolar menguat terhadap mata uang lainnya. Sementara itu pasar ekuitas juga menurun.

• VIVAnews

Kesimpulan
** stok minyak di as naik, 1,762 juta barel, berarti jauh lebih banyak dari perkiraan para analis, yang hanya sebesar 200.000 barel.
** kemungkinan besar penurunan ini akan dominan.



**********************************************************


KESIMPULAN AKHIR


Beberapa data yang terkumpul:
- IHSG Indonesia minim sentimen positif.
- Akibatnya mudah tergerus masalah.
- Selain itu, kasus Century dan KPK yang menyeret sejumlah pejabat & mentri penting, ikut meramaikan ragunya investor akan kestabilan IHSG.
- Artinya, secara makro dalam negri, IHSG Indonesia akan cenderung jalan di tempat, atau bahkan menurun bila ada sentimen negatif sedikit saja sesuai dengan karakteristik trend sideways.
- Stok minyak di AS naik, dan kenaikkan jauh di atas prediksi investor, yang artinya kemungkinan besar akan berakibat penurunan yang cukup signifikan.
- Ditambah data PHK AS yang masih tinggi, di atas level 10% padahal beberapa bulan silam masih di bawah 10%.


Keputusan Final
- Kemungkinan besar IHSG akan menurun, kecuali ada kabar fundamental baru yang meng-covernya.
- Seandainya IHSG naik pun, selama kasus KPK dan Century yang implikasinya adalah kejelasan politik & iklim investasi di Indonesia, belum sepenuhnya jelas akan ke arah mana, maka kenaikkan takkan bisa terlalu banyak, sebab investor akan terus wait and see.
- Untuk mereka yang memiliki RDPT dan bisa subscript-redempt dengan biaya murah, bisa melakukan diversifikasi ke RDPT, sambil terus memantau dunia RDS dan menunggu potensi rally-nya RDS kembali.



-------------------------------------------------------



PRIVAT REKSADANA GRATIS


Ikutilah privat reksadana 100% gratis, informasi lengkap di:

http://bisnisreksadanakomputer.blogspot.com

atau

http://bisnisreksadanakomputer.blogspot.com/2009/11/privat-reksadana-gratis.html

Pendaftaran ditutup tanggal 15 Desember 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar