Selasa, 25 Agustus 2009

Privat Reksadana Angkatan I Akan Segera Dimulai




Kelas “Privat Umum” reksadana angkatan I akan dimulai minggu awal September 2009 ini. Pendaftaran hubungi email ekadp73@yahoo.com s/d minggu awal September.

Khusus bagi yang mendaftar di angkatan I ini, berhak atas promo bonus software pensiun gratis, yang tidak akan diberikan kembali pada angkatan berikutnya.

Privat umum reksadana dari nol, hanya 100 ribu rupiah saja.

Mengapa RD Pendapatan Tetap Bisa Anjlok Puluhan Persen

Banyak khalayak mengira berinvestasi di Reksadana Pendapata Tetap (RDPT) berarti akan selalu aman, sebab RDPT masuk ke obligasi. Pandangan tersebut memang benar, bahwa obligasi relatif instrumen yang aman. Resikonya sedikit di atas deposito, bahkan bila obligasi yang dipilih memiliki rating AAA sehingga cenderung aman dari gagal bayar, maka resikonya bisa ditekan hingga (hampir) sekecil deposito.

Lantas mengapa ada RDPT yang anjlok sampai puluhan persen?

Nah, kalau kita ingin mengetahui jawabannya, pertama kita harus menelusuri dulu seluk beluk obligasi.

Definisi Obligasi
Obligasi adalah sebuah surat hutang yang dikeluarkan oleh perusahaan atau pemerintah. Hutang tersebut memiliki jangka waktu, misalnya selama 3 tahun sebagaimana beberapa ORI terdahulu.

Sistem pembayaran obligasi mirip dengan sistem pembayaran hutang bank. Tiap periodenya, pembuat obligasi akan membayar sejumlah uang ke pembeli obligasi. Konsepnya mirip dengan hutang bank biasa.

Namun ada juga kalanya, dari awal hingga akhir periode, pembuat obligasi tidak membayar apa-apa. Dan kemudian pada akhir periode, semua bunga dan pokok akan dibayar sekaligus. Ini disebut Ballon Payment Obligasi (obligasi dengan pembayaran secara menggelembung).

Pendek kata, sistem dalam obligasi mirip dengan hutang bank biasa. Ada jangka waktu, ada pembayaran bunga, dan periodenya. Yang berbeda, obligasi mengenal sistem bursa.

Bursa Obligasi
Sebagaimana saham diperdagangkan di bursa, maka obligasi pun juga bisa diperdagangkan di bursa. Suatu ketika harga obligasi mengalami kenaikkan, misalnya menjadi 110% dari harga aslinya. Sedangkan di lain pihak, saat itu pemilik obligasi sedang butuh uang mendesak dan ingin mencairkan dananya. Maka dia pun bisa menjual obligasi tersebut ke bursa dengan harga yang berlaku saat itu. Keuntugan penjualan berupa harga jual – harga beli (seperti ketika dagang emas) disebut capital gain.

Begitu pula, kadang Manajer Investasi pun bisa melakukan penjualan obligasi di bursa. Tujuannya ada 2, pertama mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari sekedar keuntungan bunga saja, sehingga nilai NAB ikut terdongkrak. Dan yang kedua, untuk memenuhi kebutuhan redemption masyarakat.

Redemption Massal, Awal Dari Petaka Hitam
Dalam kondisi tertentu, masyarakat mudah panik. Survey membuktikan, nyaris 80% masyarakat Indonesia merupakan kalangan deposan, dalam artian termasuk golongan konservatif yang takut resiko. Nah, karena mereka terbiasa hidup di dunia deposito yang aman, nyaman (dan berbunga kecil), maka ketika mereka berinvestasi di RDPT pun, mereka tetap menginginkan kenyamanan di deposito dulu. Karenanya, ketika harga RDPT turun, maka masyarakat pun mengalami kepanikan.

Apalagi ditambah gossip, Manajer Investasi bisa kolaps. Nah, makin panik-lah masyarakat RDPT...

Akhirnya, mereka pun memilih melepas dana di RDPT, dan memilih kembali ke deposito saja. Dalam kasus macam ini, akan terjadi redemption / penarikan dana di RDPT secara besar-besaran, dan serentak. Karena beberapa RDPT memperbolehkan penarikan secara likuid, maka otomatis konsekuensinya pihak Manajer Investasi harus menyediakan dana segar dalam jumlah besar saat itu juga. Darimana mereka mendapatkan dana segar dalam jumlah miliaran atau puluhan milyar dalam tempo singkat?

Akibatnya, kadang mereka terpaksa menjual obligasi di bursa karena tuntutan masyarakat yang ingin melakukan redemption saat itu juga. Padahal, harga obligasi di bursa sedang anjlok hingga di atas -5%. Inilah awal kerugian suatu RDPT.

Tak hanya itu saja, ternyata akibat redemption tersebut, harga NAB RDPT terkoreksi menurun. Ditambah gossip buruk, maka nasabah pun makin panik. Dan penarikan tahap kedua, ketiga, dan seterusnya berlangsung. Ouch, saya mulai merasa kasihan pada pihak Manajer Investasinya...

Lebih lanjut, akibat dari suatu redemption tidak hanya membuat Manajer Investasi mengalami kerugian akibat harus menjual dana obligasi di bursa pada saat harganya turun. Tetapi redemption itu sendiri juga mengakibatkan penurunan nilai suatu reksadana di mata masyarakat, dan akibatnya NAB pun kembali turun.

Itulah mengapa ada RDPT yang bisa anjlok hingga minus belasan persen. Masihkah Anda berpandangan RDPT yang masuk obligasi itu 100% aman bak deposito?

Best regards,

Eka Dharma Pranoto, S.Kom, Aff.WM.

---------------------------

- Privat umum bisnis dari nol: 100 ribu rupiah *
- Privat umum reksadana dari nol: 100 ribu rupiah *
- Pembuatan program komputer untuk toko / mini-market / usaha apapun **
- Privat khusus 1 orang saja: 200 ribu rupiah
* minimal 5 orang pendaftar
** bergaransi support purna jual selama 5 tahun

Anda pun bisa mendapatkan penghasilan tambahan dengan menjadi makelar program komputer yang kami jual. Komisi berkisar 250 rb - 1 juta per order, fleksibel, tanpa dikejar target, tanpa uang pendaftaran.

Hubungi:
ekadp73@yahoo.com
ekadp22@yahoo.com (dalam kondisi email pertama gagal)

Memprediksi Masa Depan Reksadana


Gambar dikutip dari www.infovesta.com. Salah satu situs investasi paling terpercaya di Indonesia. Hak cipta gambar milik www.infovesta.com.


Memprediksi Penurunan NAB & Melakukan Cut Loss Di Masa Krisis

Banyak orang merasa takut berinvestasi di reksadana saham. Salah satunya adalah karena adanya penurunan nilai investasi mereka, yang berupa penurunan nilai NAB mereka. Tidak mungkinkah resiko investasi tersebut di-cover atau di-manajemen?

Nah, pertanyaannya sekarang. Bisakah penurunan NAB suatu reksadana diprediksi beberapa hari sebelumnya?

Meskipun tidak 100% prediksi / ramalan kita akan selalu tepat, namun jawaban atas pertanyaan tersebut adalah: Ya, bisa!

Analoginya kurang lebih sama dengan penyakit dalam tubuh fisik, bisakah suatu penyakit dideteksi jauh hari sebelumnya, dan karenanya bisa dilakukan tindak pencegahan? Jawabannya: Ya, bisa! Meskipun memang tidak setiap kali seorang dokter pasti bisa memprediksi potensi munculnya suatu penyakit dalam tubuh, namun kadangkala suatu penyakit akan menampakan gejala yang cukup jelas.

- Demam berdarah, menunjukkan gejala demam tinggi, perut mulas, bercak kemerahan.

- Glaukoma, menunjukkan gejala gangguan penglihatan, tekanan pada bola mata, mudah pusing-pusing.

- Kusta, menunjukkan gejala mati rasa pada bagian tubuh tertentu.

Begitu pula, dengan mendalami ilmu reksadana, kita ibaratnya menjadi seorang “dokter investasi” yang bisa membaca gejala-gejala tertentu. Tentu saja sebagai manusia biasa, kita tidak akan selalu bisa memprediksi segalanya dengan tepat. Namun, seiring dengan naiknya jam terbang, kemampuan prediksi kita pun juga akan berkembang dengan baik.

Sekarang bagaimana cara kita mendeteksi penurunan NAB dan pergerakan pasar tersebut? Para pakar biasanya akan menggunakan dua tools utama:

Fundamental Analisis.
Mendasarkan diri pada kenyataan bahwa tiap akibat, pasti mempunyai sebab. Atau tiap sebab, pasti menghasilkan akibat. Sehingga suatu penurunan / kenaikkan pada pasar, pasti didasarkan suatu kejadian / event yang menyebabkannya.

Selain itu, fundamental analisis juga menelaah laporan keuangan serta kekuatan perusahaan. Apabila diaplikasikan pada dunia reksadana, berarti membaca kinerja Manajer Investasi, dan membaca kondisi makro pasar.

Teknikal Analisis
Mendasarkan diri pada kenyataan bahwa tiap pergerakan / kejadian / isu politik dan sebagainya yang ada dalam pasar, akan tercermin dalam pergerakan grafik. Dengan kata lain, ibaratnya pergerakan grafik adalah aliran darah manusia, maka tiap kejadian apapun yang terjadi pada tubuh manusia, akan tercermin dalam bentuk aliran darah yang baik atau kacau. Dengan memperhatikan gejolak aliran darahnya, maka seorang tabib akan bisa memprediksi apa penyakitnya dan apa yang akan terjadi. Berbekal keyakinan yang sama, para ahli Teknikal Analisis berpendapat dengan mengamati pergerakan grafik, maka kejadian di masa mendatang akan bisa diramalkan.

Nah, setelah kita memahami dasar tata cara meramalkan masa depan pasar, sekarang pertanyaannya, seberapa akurat prediksi kita?

Jawabannya tergantung tools yang kita gunakan. Seorang yang hanya menggunakan Teknikal Analisis saja, atau seorang yang hanya hanya menggunakan Fundamental Analisis saja, tentu akan menghasilkan keakuratan yang berbeda dengan mereka yang mengkombinasikan Teknikal Analisis dengan Fundamental Analisis.

Kedua, keakuratan prediksi juga tergantung pada waktu yang kita luangkan untuk menganalisis pasar. Seseorang yang hanya meluangkan waktu 15 menit saja, tentu akan berbeda hasilnya dengan seseorang yang meluangkan waktu 2 jam khusus untuk mengamati pasar.

Ketiga, kekuratan prediksi ditentukan pula oleh jumlah informasi yang masuk ke telinga kita. Seseorang yang hanya mendasarkan diri dari berita satu situs saja, tentu akan berbeda hasilnya dengan mereka yang menganalisis dengan menggunakan berita ekonomi dari banyak situs dan mengkombinasikannya dengan membaca grafik dari berbagai situs.

Terakhir, keakuratan prediksi juga tergantung pada jam terbang masing-masing. Seseorang yang baru belajar reksadana, tentu akan berbeda hasil prediksinya dengan mereka yang sudah bertahun-tahun mendalami dunia reksadana.

Itulah 4 faktor yang mempengaruhi keakuratan prediksi seorang pelaku reksadana. Memang tak ada jaminan pasti, namun kita bisa meningkatkan keakuratan prediksi kita dengan cara:

- Menggunakan Teknikal Analisis yang dikombinasikan Fundamental Analisis.

- Meluangkan lebih banyak waktu di sela-sela jam kerja kantor, untuk membaca berita ekonomi dan menganalisis pasar.

- Mendasarkan diri pada berbagai situs-situs perekonomian, dan berita keuangan yang up-to-date, serta grafik-grafik yang tersedia gratis di Internet (misalnya dengan Yahoo finance)

- Menggunakan sebanyak mungkin indikator dalam Teknikal Analisis (overbought, oversold, death cross, golden cross, moving-average, pola triangle, pola flag, pola double-bottom, pola cup & handle, pola head & shoulder, dsb) dan sebanyak mungkin indikator fundamental analisis (angka PHK, laju ekonomi per kuartal / semester, harga minyak, sektor komoditas, batu bara, CPO, tingkat infasi, FED-rate, BI-rate, isu pasokan minyak, kondisi regional, dsb).

- Mengasah jam terbang kita.

Sekali lagi, bagaimanapun juga sesekali kita pasti akan merasakan sakitnya salah memprediksi, dan kadangkala tak semua prediksi kita pasti tepat, sebab seyogyanya hanya Tuhan Yang Esa saja yang mampu memprediksi semuanya dengan tepat. Namun, paling tidak dengan adanya analisis, kita akan punya landasan dasar untuk berpijak. Dan tentunya hati pun akan menjadi lebih tenang dan nyaman. Apabila dana yang kita masukkan ke reksadana besar dan bernilai jutaan, saya rasa tidak ada salahnya mencoba menganalisis, bukan?

Selamat mencoba! Salam sukses!

Senin, 24 Agustus 2009

Jasa Pembuatan Software Komputer, Full Kustomisasi Menyesuaikan Kebutuhan Perusahaan, Garansi 2 tahun atas Error / Support Purna Jual / Konsultasi

Selaku pengusaha di bidang software house, saya siap membantu Anda dalam membuat program komputer yang berkualitas dan cocok untuk kebutuhan usaha Anda.

Kami siap melayani kebutuhan Anda, untuk software:
- Mini market
- Swalayan
- Toko kelontong
- Spare part onderdil otomotif
- Bengkel
- Kantor pusat & cabang
- Franchise
- Web based
- Dan sebagainya

Garansi kami, kami akan 100% menyesuaikan kebutuhan perusahaan Anda. Tidak sebagaimana membeli software paket sudah jadi, kami akan 100% menyesuaikan kustomisasi permintaan klien, mendengarkan feed back konsumen, menyesuaikan revisi konsumen, dan memberi garansi support purna jual. Kami juga menjamin program dari kemungkinan terjadinya error.

Kelebihan kami dibanding software house sejenis:
- Full kustomisasi sesuai kebutuhan spesifik klien.
- Prioritas pada keamanan, kerahasiaan data, serta kecepatan.
- Garansi 2 tahun purna jual.
- Gratis training karyawan via jarak jauh, berapa pun jumlah karyawannya.
- Free konsultasi selama 2 tahun.
- Biaya murah & dapat diangsur selama 2 tahun
- Ditangani oleh seorang wirausaha betulan, sehingga software akan 100% diproritaskan dalam mendukung kelancaran bisnis.

Cara pemesanan.
Mudah sekali, cukup kirimkan deskripsi requirement kebutuhan Anda:
- Jenis usaha: (misalnya toko grosir)

- Data dibutuhkan: (misalnya data barang, pelanggan, karyawan, pemasok, transaksi,
pembukuan, hutang, piutang)

- Jenis software: desktop/biasa, jaringan/network, web based (coret salah satu)

- Prioritas: (misalnya kecepatan transaksi dan keamanan)

Secepatnya pihak kami akan mengirimkan balik proposal penawaran beserta harga dan lama pembuatannya. Dalam 1-2 minggu saja, Anda akan menerima sampel yang bisa diuji coba. Apabila Anda merasa ok, baru transaksi diteruskan. Jika tidak, Anda berhak membatalkan transaksi.

Informasi:
http://bisnisreksadanakomputer.blogspot.com/2009/08/jasa-pembuatan-software-komputer-full.html (tanpa dipisah spasi)

Hubungi:
ekadp73@yahoo.com, ekadp22@yahoo.com (jika email pertama gagal)

Privat Umum Reksadana Hanya 100 Ribu Rupiah

Privat Umum Reksadana Hanya 100 Ribu Rupiah

Orang bijak berkata, “Sebelum Anda berinvestasi dengan uang betulan, investasikan dulu waktu Anda untuk mendalami seluk beluk pengetahuan dan fundamental teknisnya.”

Begitu pula ketika kita hendak berinvestasi di reksadana dengan jumlah besar, ada baiknya kita mempelajari dasar pengetahuan finansial seputar reksadana, mulai yang paling dasar hingga yang paling teknis. Pada hakekatnya banyak cara untuk mendapatkan pengetahuan finansial yang memadai, mulai dari membaca buku, bertanya pada pakar, mendalami berbagai situs Internet. Salah satu cara untuk memperoleh pengetahuan finansial secara cepat adalah dengan mengikuti kursus reksadana.

Memahami kebutuhan masyarakat akan pengetahuan finansial yang memadai, kami membuka jasa privat reksadana dengan biaya murah 100 ribu rupiah saja. Cara pelatihannya, tiap minggunya kami akan mengirimkan modul via email, beserta PR yang perlu Anda kerjakan. Anda akan dilatih untuk langsung menganalisa pasar, membaca berita ekonomi, mengamati grafik, dan membuat prediksi secara langsung. Disini, konsep pelatihannya berprinsip “bisa dengan mencoba secara langsung”. Sehingga setelah pelatihan berakhir, Anda dijamin sudah mempunyai basic pengetahuan reksadana yang bisa dipraktikkan secara langsung. Paling tidak akan memahami cara menghindari kerugian di reksadana.

Materinya:
- Perbandingan RD Saham, Pendapatan Tetap, Terproteksi, Campuran
- Dasar memilih reksadana
- Investasi jangka panjang, menengah & pendek
- DCA vs Lump sump
- Penyempurnaan DCA dengan Fundamental Analisis dan Teknikal Analisis
- Melakukan Teknikal Analisis
- Melakukan Fundamental Analisis
- Pengamatan grafik & cara membaca berita ekonomi
- Teknik minimalisasi resiko reksadana

Kami tunggu Anda pada privat reksadana kami. Mohon untuk mengajak teman-teman sekalian. Bagi yang membawa teman, akan diberikan berbagai tips-tips tambahan.

Best regards,

Eka Dharma Pranoto, S.Kom, Aff.WM

--------------------------------------

Penawaran khusus:
Khusus hingga akhir Agustus 2009 ini, bagi 20 peserta pertama, bonus gratis program perhitungan pensiun yang akan dikirim via email.

Manajemen Resiko Reksadana

Bagi para pemula reksadana, ada satu pertanyaan yang paling sering diajukan, yakni: “Bagaimana dengan resikonya uang saya hilang di reksadana?” Karena seringnya pertanyaan ini diajukan, menunjukkan pentingnya ilmu manajemen resiko reksadana.

Pertanyaannya, bagaimana caranya meminimalkan resiko reksadana? Paling tidak ada 3 cara:

- Berinvestasi untuk jangka panjang. Alasannya, para pakar sepakat bahwa pasar yang turun, kelak pasti naik lagi. Pada investasi jangka pendek, kita akan lebih mudah terimbas naik-turunnya (volatilitas) bursa. Berbeda dengan investasi jangka panjang, kita akan lebih “kebal” terhadap volatilitas naik-turunnya bursa.

- Berinvestasi dengan strategi DCA (Dollar Cost Averaging), dimana kita tidak memasukkan uang secara langsung, melainkan dengan memasukkannya secara bertahap. Biasanya pemasukkan dana ke reksadana dilakukan pada tiap awal atau akhir bulan.

- Mengamati pasar dan melakukan cut loss dan top up pada saat-saat yang tepat. Memang tidak ada jaminan bahwa timing yang kita pilih akan 100% tepat, namun paling tidak dengan menggunakan teknik analisis yang mendalam, kemungkinan besar hasilnya akan bisa lebih optimal.

Pertanyaannya sekarang, teknik mana yang mesti kita pakai?

Untuk pemula:
- Gunakan teknik DCA dan investasi jangka panjang.

Untuk profesional:
- Gunakan teknik pengamatan pasar dan investasi jangka panjang.
Apabila kita terbiasa melakukan pengamatan pasar, memang seringkali hasilnya akan bisa lebih optimal. Untuk mempelajarinya pun tidak terlalu rumit, cukup dengan mempelajari dasar-dasar analisis fundamental dan teknikal. Sisanya biar jam terbang dan pengalaman kita yang menyempurnakannya secara step by step.

--------------------------------

Privat murah reksadana, cukup 100 ribu saja. Dibimbing sampai bisa, praktik langsung. Garansi support via email 3 bulan.

Kamis, 20 Agustus 2009

Berinvestasi Di RD Campuran? Atau Masuk RDS & RDPT Saja?

Sebagian besar nasabah di Indonesia, masih bermental takut resiko. Di satu pihak, mereka mengakui return deposito sudah amat tak memadai. Maka mereka pun kini menginginkan investasi dengan return di atas deposito, syukur-syukur di atas obligasi.

Namun di lain pihak, sebagian besar khalayak masyarakat investor Indonesia pun menginginkan resiko yang tak terlalu tinggi. Sebab mereka jelas tak menginginkan merasakan “nikmatnya” aktfitas ‘senam jantung’.

Maka dari itu, RDC nampanya menjadi alternatif solusi yang lumayan memadai. Dia mampu memberi return lumayan, dengan resiko yang dibawah RDS. Sungguh menyenangkan bukan?

Tetapi kagetkah Anda, jika saya katakan, “Jangan berinvestasi di RDC. Jika Anda menginginkan return memadai dengan tingkat resiko menengah, pecahlah uang Anda ke RDS dan RDPT saja.”
Mungkin ada yang bertanya, “Apa sih bedanya?”. Oke, kita simak dua buah skenario berikut ini.

Katakanlah si Antok dan Budi sama-sama memiliki dana 100 juta rupiah. Mental mereka sama-sama moderat, dimana mereka ingin return memadai, dengan resiko menengah.

Maka si Antok pun memasukkan dananya ke RDC sebesar 100 juta.

Di lain pihak, si Budi bertemu dengan seorang penasihat keuangan. Nah, si penasihat keuangan itu menyarankan demikian, “Tak usah masuk RDC. Masukkan saja uangmu, 50% ke RDS dan 50% ke RDPT.” Maka Budi pun memasukkan dananya 50 juta ke RDS dan 50 juta ke RDPT.

Suatu hari di tahun 2008, ternyata market saham guncang bukan main. Sementara rupanya dunia obligasi masih adem ayem saja, tidak terlalu terpengaruh krisis. Saat itulah, terpaksa si Antok melakukan cut loss atas 100% dananya di RDC agar tidak terimbas lebih jauh. Sementara di Budi hanya perlu menarik 50% dananya di RDS, sedangkan sisa 50% dananya di RDPT masih bisa jalan terus.

Suatu ketika di pertengahan tahun 2009, ternyata market bergejolak naik turun. Sesekali bisa turun di atas 20%, bahkan hampir mencapai 30%. Karenanya sudah cukup layak untuk dilakukan market timing. Nah, si Antok tidak bisa melakukan market timing secara optimal, sebab dananya di RDC bukan semata-mata berada di saham saja, tetapi campuran saham & obligasi. Sedangkan si Budi bisa melakukan market timing secara maksimal atas dananya di RD Saham, sebab komposisinya nyaris 100% ke saham semua.

Skenario ketiga, katakanlah (jadi cuma fiktif belaka) suatu ketika di tahun 20xx, ternyata Indonesia mengalami krisis moneter tahap kedua. Sepertinya kiamat sudah hampir terjadi, semua negara maju remuk redam, dan ternyata Indonesia pun ikut kena imbasnya. Banyak MI mulai berguguran, terkena krisis global, redemption massal besar-besaran, serta perusahaannya sendiri terbelit hutang.

Ketika RDC si Antok remuk redam dan akhirnya menyatakan pailit dan terkena likuidasi, maka si Antok pun kehilangan semua dananya. Sedangkan apabila salah satu MI si Budi terkena likuidasi, maka si Budi hanya kehilangan salah satu dananya di RD.

Ketiga skenario tersebut, menunjukkan benefit ketika kita memecah dana ke RDS dan RDPT, dibanding masuk ke RDC, yaitu:

- Dalam kondisi krisis saham, dana di RDS bisa ditarik / cut loss, tetapi dana di RDPT bisa tetap jalan terus.

- Dalam kondisi index bergejolak, bisa melakukan market timing secara optimal terhadap dana di RDS, sedangkan dana di RDPT dibiarkan saja.

- Dalam kondisi super krisis dan terjadi kejatuhan MI besar-besaran, bila salah satu RD jatuh, maka masih ada yang lainnya sebagai cadangan / diversifikasi.

Semuanya itu menunjukkan benefit memasukkan dana ke RDS dan RDPT, dibanding dengan memasukkan semua dana ke RDC. Memang dengan memasukkan sekali saja semua dana ke RDC, Anda bisa langsung mendapatkan RD dengan return lumayan dan resiko menengah. Dan tentunya cara ini terasa lebih praktis, dan potongan administrasinya pun jadi lebih kecil. Paling tidak, topup fee dan redemption fee, serta potongan administrasi hanya kena sekali seja.

Tetapi dengan meluangkan lebih banyak waktu untuk memecah dana ke RDS dan RDPT, Anda bisa mendapatkan ketiga benefit yang saya sebutkan di atas. Kekurangannya, karena Anda bergabung dengan dua buah RD sekaligus, Anda akan terkena berbagai biaya, topup, redemption dan administration fee, sebanyak dua kali.

Sekarang, mana yang kita pilih, semua berpulang pada karakteristik masing-masing individu. Tidak ada yang lebih baik, tidak yang lebih buruk. Yang ada hanya berpulang kepada mana yang lebih sesuai kepribadian masing-masing individu.

Best regards,

Eka Dharma Pranoto, S.Kom, Aff.WM.

============


- Privat umum bisnis dari nol: 100 ribu rupiah *
- Privat umum reksadana dari nol: 100 ribu rupiah *
- Pembuatan program komputer untuk toko / mini-market / usaha apapun **
- Privat khusus 1 orang saja: 200 ribu rupiah
* minimal 5 orang pendaftar
** bergaransi support purna jual selama 5 tahun

Hubungi:
ekadp73@yahoo.com
ekadp22@yahoo.com (dalam kondisi email pertama gagal)

Mengenal Reksadana Campuran

Selama ini kita mengenal RD saham dan RD pendapatan tetap. Namun, ternyata kedua RD tersebut mampu disilangkan, menghasilkan jenis peranakan baru. Tak lain adalah RD Campuran. Siapa sih dia? Penasaran khan? Yuk, kita kenalan dulu!

Beberapa anggota masyarakat masih merasa enggan berinvestasi di RD Saham. “Saya masih takut resikonya, Pak. Saya ini dulunya seorang deposan. Saya tertarik masuk ke RD karena terprovokasi teman saya, dan karena bunga deposito terus menerus turun.”
Namun di lain pihak, mereka juga mengeluhkan RD pendapatan tetap yang bunganya relatif kecil. Tak banyak RD pendapatan tetap yang mampu memberi imbal hingga 20%, kecuali untuk MI tertentu yang tidak sekedar membeli obligasi untuk mendapatkan returnnya, tetapi juga piawai dan berani mengejar capital gain di bursa obligasi.

Nah, kedua permintaan tersebut, dimana pihak nasabah mengharapkan RD dengan return di atas obligasi, serta dengan resiko kecil, menghasilkan suatu penawaran baru. Kata orang ekonomi, ada permintaan, pasti akan muncul penawaran. Dan lahirlah, RD Campuran.
Pada RD Campuran, sebagian dana nasabah akan dimasukkan ke saham, dan sebagian ke obligasi. Pada RD Saham, biasanya alokasi dananya minimal 80% saham, dan 20% ke obligasi atau ekuitas berefek hutang lainnya. Bahkan salah satu RD Saham terkemuka di Indonesia, berani mematok minimal 90% dana masuk ke saham, dan 10% sisanya baru dimasukkan ke ekuitas berefek hutang. Bahkan ada RD Saham yang terang-terangan mengatakan 100% dana akan dimasukkan saham semua.

Sebaliknya, pada RD Campuran, alokasi dana yang dimasukkan ke obligasi, jelas lebih besar daripada RD Saham. Inilah yang menyebabkan RDC terasa nyaman bagi sebagian khalayak investor.

Di satu pihak, RD Campuran mampu memberi return memadai di atas obligasi, bahkan bisa di atas 30% /thn. Namun, di lain pihak resikonya pun tak sebesar RD Saham. Nah, tentunya adanya kesesuaian antara resiko dengan return ini akan memuaskan banyak pihak nasabah bukan?

Meskipun tampaknya memuaskan nasabah yang menginginkan return lumayan dengan resiko yang masih bisa ditoleransi, namun sebenarnya kalau ditilik, logika RD Campuran amatlah sederhana. Sebarkan saja sebagian dana ke obligasi dan sebagian dana ke saham. Dan jadilah RD Campuran. Logikanya cukup simpel bukan?

Do & Don’t Dalam Investasi (panduan meningkatkan investasi)

Do’s

(1) Baca prospektus investasinya dengan baik dan lengkap.

(2) Carilah informasi memadai seputar investasi tersebut.

(3) Pastikan mempunyai data-data yang akurat sebelum benar-benar terjun berinvestasi.

(4) Punyailah dana cadangan / darurat, apabila investasi Anda gagal.

(5) Investasikanlah waktu & pengetahuan lebih dulu sebelum benar-benar berinvestasi dengan uang betulan.

(6) Milikilah forum investasi, dan berdiskusilah serta berbagilah dengan rekan-rekan sesama investor berpengalaman.

(7) Mulailah dari kerikil kecil lebih dulu. Masukkan dana kecil-kecilan dulu, yang ditambah pelan-pelan seiring meningkatnya pengalaman Anda.

(8) Pastikan selalu melakukan konfirmasi atas semua berita yang ada. Jangan memasukkan uang / dana, sekedar mendasarkan diri pada berita / provokasi dari teman Anda.

(9) Untuk pemula, gunakan investasi jangka panjang. Untuk yang lebih profesional, barulah boleh main jangka pendek.

(10) Punyailah mentor untuk membimbing Anda dalam investasi Anda, dan dalam periode yang berat dan sukar.

(11) Setelah Anda berpengalaman, buatlah SOP (Standar Operating Procedure) dalam berinvestasi. Percayalah, adanya SOP dalam analisis teknis maupun fundamental, amat menenangkan jiwa dan mencegah kepanikan yang tak beraturan.

Don’t

(1) Jangan berinvestasi karena provokasi teman / rekan, melainkan karena Anda memang menyukai dan menguasainya.

(2) Jangan fanatik pada satu kendaraan investasi saja. Punyailah minimal 2 atau 3, dan berganti-gantilah kendaraan investasi, sesuai timing yang tepat.

(3) Jika tidak paham, jangan malu bertanya. Ingat, malu bertanya, sesat duitnya!

(4) Jangan pernah panik akan berita apapun juga. Tetap berkepala dingin, dan terus melakukan konfirmasi atas berbagai berita dunia.

(5) Jangan pernah lupa melakukan diversifikasi atas aset-aset Anda. Jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang.

(6) Jangan pernah lupa menanyakan aspek hukum & legalitas investasinya.

(7) Jangan pernah berinvestasi secara tergesa-gesa / kebut semalam, tanpa perhitungan yang masak lebih dulu.

(8) Untuk pemula, jangan pernah bermain dalam kondisi spekulan yang terlalu liar kecuali jika menggunakan konsep jangka panjang.

(9) Jangan lupa menetapkan target kapan mau cut loss, kapan keluar bursa, dan kapan masuk kembali.

(10) Jangan lupa memperhitungkan untuk apa investasi tersebut. Untuk keperluan vital macam sekolah anak, biaya jaga-jaga dari penyakit, atau pensiun, pastikan Anda hanya masuk ke investasi yang paling dikuasai. Sedang untuk keperluan tak begitu vital macam liburan, silakan masuk ke investasi mana saja.

Best regards,

Eka Dharma Pranoto, S.Kom, Aff.WM.

Mengapa RD Terproteksi Tidak Boleh Ditarik Dananya Sebelum Jatuh Tempo

Kalau kita main di jenis RD yg lain, maka kita akan merasakan likuidnya sistem RD Terbuka di Indonesia, yakni kebebasan menarik dana kapan saja tanpa adanya penalti kecuali tentunya Redemption Fee yang bervariasi besarnya. Namun fenomena berbeda akan dirasakan pada RD Terproteksi, dimana jika kita menarik dana sebelum waktu yang ditentukan, maka kita akan terkena penalti tertentu.

Pertanyaannya, why, why, and why?

Menjawab pertanyaan ini, kita harus kembali merunut bahwa sebagian besar RD Terproteksi ditempatkan dalam obligasi berbunga tinggi. Bunga tinggi dari obligasi tersebut ditambah rating obligasinya dimana dia biasanya memiliki rating tinggi (misalnya AAA) yang potensi gagal bayarnya kecil, menjadikan RD Terproteksi mampu menjamin dana nasabah minimal kembali 100% utuh seperti sediakala.

Namun, karena RD Terproteksi dipaksa menjamn dana nasabah kembali 100% sediakala, maka konsekuensinya obligasi yang diambil pihak Manajer Investasi pun tidak boleh ditarik seenaknya. Sebab seperti kita ketahui bersama, dalam bursa obligasi, suatu obligasi bisa saja turun nilai jualnya. Misalnya nilai obligasi A dulu bernilai 1 triliun rupiah, kini turun menjadi 950 milyar. Hal ini bisa saja terjadi. Mengapa? Sebab kenaikan BI-rate atau adanya obligasi baru dengan bunga yang lebih menarik, akan cenderung menjatuhkan nilai obligasi lama.

Pendek kata, kadang obligasi yang dibeli MI RD Terproteksi bisa turun nilai jualnya di bursa.
Konsekuensinya, jika nasabah menarik dananya di sembarang waktu, pihak MI terpaksa menjual sebagian obligasi yang dimilikinya tersebut ke bursa. Katakanlah waktu itu harga jual obligasi tersebut baru turun nilainya, maka pihak MI pun terpaksa menelan kerugian penjualan senilai tertentu, karena tuntutan pihak nasabah yang ingin dananya cair saat itu juga. Itulah alasan yang mendasari mengapa RD Terproteksi melarang penarikan sebelum jatuh tempo, dan jika nasabah ngotot melakukannya, akan dikenai sejumlah penalti berupa potongan dengan nilai tertentu.

Lalu, kejamkah kebijakan pihak MI RD Terproteksi ini?

Saya kira, tidak juga. Bagi mereka yang biasa tinggal di dunia pasar modal, tentu memahami bahwa kebijakan MI ini wajar saja. Illustrasinya, coba Anda sendiri membeli obligasi ORI. Kemudian suatu ketika, obligasi ORI tersebut turun nilainya, misalnya karena adanya obligasi ORI dengan imbal lebih besar atau peningkatan BI-rate. Nah, ketika harga jual obligasi ORI turun, dan Anda nekad menjualnya di bursa, Anda pun terpaksa menelan pil pahit bahwa harga jualnya tidak lagi sebagus dulu. Dan Anda pun mengalami kerugian penjualan sejumlah tertentu.

Begitulah kira-kira perasaan MI ketika Anda memaksanya mencairkan dananya pada sembarang waktu, terutama ketika bursa obligasi sedang turun. Kalau permintaan Anda ditolak, sudah tentu kepercayaan nasabah akan turun akibatnya. Sebaliknya kalau permintaan Anda dikabulkan, pihak MI terpaksa gigit jari sebab terpaksa harus menjual sebagian obligasinya dengan harga di bawah normal. Oh well, maju kena, mundur kena. Saya jadi ingat judul sebuah film yang dibintangi Dono-Indo-Kasino...

Karena itulah, saya pun bisa memahami kebijakan pihak MI memberikan denda pada Anda apabila Anda menarik dana sebelum jatuh tempo yang disepakati bersama. Yah, itulah harga sebuah jaminan proteksi dana pasti minimal balik 100%. Kalau di dunia nyata, orang pun perlu bayar fee body-guard untuk menjamin keamanan dirinya, maka saya kira wajar jika di dunia pasar modal pun, yang namanya keamanan dan jaminan itu tidaklah gratis. Seyogyanya, memang di abad 21 ini, tak ada yang namanya gratis, selain di alam mimpi.

Salam sukses,

Eka Dharma Pranoto, S.Kom, Aff.WM.

===========================

- Privat umum bisnis dari nol: 100 ribu rupiah *
- Privat umum reksadana dari nol: 100 ribu rupiah *
- Pembuatan program komputer untuk toko / mini-market / usaha apapun **
- Privat khusus 1 orang saja: 200 ribu rupiah
* minimal 5 orang pendaftar
** bergaransi support purna jual selama 5 tahun

Hubungi:
ekadp73@yahoo.com
ekadp22@yahoo.com (dalam kondisi email pertama gagal)

(Teori) Saya Nggak Bisa Teknik Apa-apa, Juga Malas Belajarnya, Boleh Nggak Saya Main RD?

Saya Nggak Bisa Teknik Apa-apa, Juga Malas Belajarnya, Boleh Nggak Saya Main RD?

Kalau saya bilang (teorinya) boleh, kagetkah Anda?

Kadang belajar teori RD itu menyebalkan abiz. Ada teknik candlestick, teknik fundamental, teknik SMA, teknik A teknik B, bingung dah akhirnya yang mau dipakai yang mana?
Jangankan mereka yang pemula, kadang saya yang sudah lama di RD juga bingung...
“Lantas kalau saya nggak ngerti teknik RD apapun juga, boleh nggak main di RD, apalagi yang agresif macam RD Saham?”

Boleh saja, triknya simpel banget lho. Prinsipnya, kalau otak nggak kuat, gunakan otak orang lain.

Jadi gini, di Indonesia jaman milenium ini, khan udah ada banyak banget analis handal yang tiap hari mewarnai media massa kita dengan analisis mereka. Katakanlah ada 10 orang analis reksadana, pasti ada 1 yang analisanya sering tepat (bukan 100% pasti tepat lho, cuma mendekati saja).

Nah, pertama kita baca-baca analisa berbagai analis handal tersebut, lalu cross check dengan kenyataannya di pasar modal. Nanti khan ketahuan siapa analis yang paling pintar dan paling sering benar. Lalu apa hubungannya dengan investasi kita?

Mudah saja. Kita pakai DCA dalam investasi RDS kita. Lalu untuk menyempurnakan DCA, kita pakai juga analisis analis handal yang prediksinya sering benar tersebut. Ketika dia mengatakan badai akan terjadi, dan terjadi penurunan besar-besaran, kita cut loss (redempt) dulu uang kita dari RD. Lalu pindahkan saja ke deposito. Begitu analis handal kita mengatakan pemulihan ekonomi akan terjadi dan prediksinya akan mengalami kenaikan (bullish), kita mulai masuk kembali dengan teknik DCA kembali.

Begitu pula ketika analis kita mengatakan akan terjadi kenaikan besar, kita memasukkan uang bulanan sedikit lebih besar dari biasanya. Nanti kalau ada kabar bearish, tinggal ditarik dulu, masuk deposito lagi. Begitu analis handal kita bilang akan kembali bullish, masukkan lagi dengan DCA kembali.

So simple isn’t it?

Cuma saya pribadi lebih suka dihitung sendiri, daripada mencari analis handal. Selain lebih menantang, otak kita juga jadi nggak cepat pikun kalau terus diasah. Setujukah Anda?

Salam investasi,

Eka Dharma Pranoto, S.Kom, Aff.WM.

=========

- Privat umum bisnis dari nol: 100 ribu rupiah *
- Privat umum reksadana dari nol: 100 ribu rupiah *
- Pembuatan program komputer untuk toko / mini-market / usaha apapun **
- Privat khusus 1 orang saja: 200 ribu rupiah
* minimal 5 orang pendaftar
** bergaransi support purna jual selama 5 tahun

Hubungi:
ekadp73@yahoo.com
ekadp22@yahoo.com (dalam kondisi email pertama gagal)

Laporan Bulanan Reksadana Itu Perlu Nggak

Saya ingat di tahun 2009 silam, ada pembaca buku saya “Hidup Kaya Tanpa Bekerja” yang mengajukan konsultasi:

“Bagaimana cara mengetahui invest RD saham kita aman cos lap bulanan dari MI khan jg g selalu di kirim, situs infovesta tu khan juga berbayar n situs Bapeppam LK khan kadang sering troubel (tajuk Kontan mgguan Tggl 17 Jan 2009)”

Pada dasarnya RD seharusnya sudah cukup aman, sebab dana di RD itu tidak dikelola MI sendiri, melainkan dititipkan ke Bank Kustodian. Jadi dananya disimpan di bank Kustodian, tetapi pengelolaannya oleh MI. Saya kurang tahu apakah aturan ini sudah berubah atau belum, tetapi aturan hukumnya dulu demikian -- dimana dana RD harus masuk ke bank kustodian, agar dijaga pihak ketiga dari kecurangan.

Untuk mengawasi RD dari potensi kolaps, tidak bisa mengandalkan laporan bulanan. Laporan bulanan itu hanyalah alat untuk menjaga kepercayaan nasabah saja. Pada praktiknya, laporan bulanan sering terlambat dikirim. Kalau bulan ini saya terima laporan bank RD saya naik, pada praktiknya laporan itu sudah kadaluarsa. Pada dasarnya saya tak pernah menggunakan laporan bulanan sebagai sarana pemantauan RD saya. Saya hanya menganggapnya berita: "Ya, RD ini masih ada di bank ini, belum pindah-pindah, RD ini masih hidup", habis itu laporan bulanannya saya taruh ke keranjang sampah, he he he ^_^

Intinya, pada praktiknya laporan bulanan RD itu tak berfaedah sama sekali.
Sebagai gantinya saya menggunakan grafik aktual di www.infovesta.com. Kalau situs itu kolaps, gunakan tabel Redemption / Subscription di
www.bapepam.go.id.

Terakhir, pemantauan RD yang saya lakukan bukan 1 bulan sekali, melainkan minimal 2 kali seminggu. Pada dasarnya untuk mereka yang tidak menggunakan metode DCA (seperti saya misalnya) melainkan memakai teknik lump sump dan market timing, wajib memantau lebih sering. Kalau yang menggunakan DCA sih cukup berlanggan koran macam Kontan atau Bisnis Indonesia saja.

Salam sukses,

Eka Dharma Pranoto, S.Kom, Aff.WM

============


- Privat umum bisnis dari nol: 100 ribu rupiah *
- Privat umum reksadana dari nol: 100 ribu rupiah *
- Pembuatan program komputer untuk toko / mini-market / usaha apapun **
- Privat khusus 1 orang saja: 200 ribu rupiah
* minimal 5 orang pendaftar
** bergaransi support purna jual selama 5 tahun

Hubungi:
ekadp73@yahoo.com
ekadp22@yahoo.com (dalam kondisi email pertama gagal)

Bikin Reksadana Terproteksi Sendiri Yuk

Emangnya bisa, Pak?

Bisa donk!

Dan tentunya lebih bergengsi lah. Kita jadi terkesan sophisticated gitu. Terus caranya gimana? Simak triknya berikut ini!

Pertama, untuk membuat RD Terproteksi, kita perlu mempunyai investasi yang aman dari gagal bayar, dengan bunga lumayan, minimal di atas 10% /thn. Bisa pakai deposito, ORI, dsb. Secara umum biasanya pakai deposito saja.

Katakanlah kita menggunakan deposito berbunga 12,5% /thn, jika dipotong pajak 20%, menjadi bersih 10% /thn. Nah, bunga segitu cukup untuk membuat RD Terproteksi versi kita sendiri.
Untuk memudahkan memahaminya, simak illustrasi berikut ini. Katakanlah si Budi punya uang 100 juta rupiah. Si Budi ini seorang bermental konservatif yang takut resiko, maka dia pun menginginkan jaminan atas investasinya, minimal harus modal balik. Namun, di lain pihak karena terprovokasi oleh rekan-rekan kerja sekantornya yang bermain saham semua, maka timbul niat si Budi untuk juga bermain saham yang terkenal akan resiko dan volatilitas pasarnya yang luar biasa. Lantas apa akal si Budi agar bisa main saham, tetapi ada jaminan uang investasinya takkan berkurang alias modal pasti akan selalu balik?

Pertama, si Budi mencari deposito daerah yang aman dari potensi likuidasi dan gagal bayar, dengan bunga 12,5% /thn, sehingga bersihnya 10% /thn. Katakanlah ada 3 bank daerah dengan bunga semacam itu, bank A, bank B, dan bank C.

Kemudian si Budi pun memecah dananya sebesar 90% dimasukkan 3 deposito tersebut. Jadi uang sebesar masing-masing 30 juta, dimasukkan bank A, bank B, dan bank C, dengan masing-masing berbunga bersih 10% /thn.

Nah, kini si Budi pun mulai bermain saham dengan sisa uang yang ada, yakni 10 juta rupiah. Karena dia hanya seorang pemula, maka jatuh bangun pun dirasakannya. Karena suatu ketika, misalnya musibah seperti Lumpur Lapindo dulu, harga saham perusahaan yang dibelinya melorot drastis. Dan akhirnya dana yang 10 juta tadi ludes babar pisan. Dan mulailah si Budi menyanyikan lagu sendu ala film klasik Oshin...

Namun, apakah si Budi merugi? Berapa total dananya sekarang?

Tak lain tetap 100 juta rupiah!

Hah?! Bagaimana mungkin?!! Khan tadi si Budi sudah kolaps main saham 10 juta rupiah, masak sih dananya tetap utuh 100% seperti sediakala?! Apakah kerugian di saham sebesar 10 juta tadi tidak berefek pada dananya?!! Mana mungkin?! Apa pakai jin?!!

Hmm, tidak usah kaget. Sebenarnya perhitungan di balik layar cukup logis dan matematis kok. Coba kita runut lagi cara investasi si Budi. Pertama, si Budi menyetor dana 90 juta ke deposito berbunga bersih 10% /thn. Pada akhir tahun, bunga bersihnya 10 juta rupiah.

Kemudian, si Budi juga menggunakan 10% dana yakni 10 juta rupiah ke saham. Pada akhir tahun, dana tadi ludes karena si Budi nggak berpengalaman. Jadi kini dana dari saham, nol rupiah.

Berapa total dananya?

Deposito: 90 juta + 10 juta (bunga deposito)
Saham: 0 juta
Total dana: 100 juta rupiah.

Dan modal balik! Inilah yang disebut konsep RD Terproteksi, yakni dalam kondisi apapun juga, modal pasti balik seperti semula.

Artikel kali ini menunjukkan bahwa investasi dengan jaminan modal pasti balik 100% itu (teorinya) mungkin saja. Artikel kali ini juga menunjukkan RD Terproteksi itu bisa dibuat sendiri. Kalau kita paham teorinya, simpel saja khan sebenarnya?

==================


- Privat umum bisnis dari nol: 100 ribu rupiah *
- Privat umum reksadana dari nol: 100 ribu rupiah *
- Pembuatan program komputer untuk toko / mini-market / usaha apapun **
- Privat khusus 1 orang saja: 200 ribu rupiah
* minimal 5 orang pendaftar
** bergaransi support purna jual selama 5 tahun

Hubungi:
ekadp73@yahoo.com
ekadp22@yahoo.com (dalam kondisi email pertama gagal)

Apa Itu Reksadana Terproteksi

Reksadana Terproteksi merupakan varian RD Pendapatan Tetap, dimana komposisi sebagian besar (minimal di atas 50%) alokasi dananya adalah pada obligasi. Katakanlah komposisi suatu RD terproteksi adalah 90% obligasi, dan 10% ke lain-lain.

Nah, pada komposisi yang 90% obligasi ini, maka bunga obligasi harus minimal 10%. Sehingga dijamin bahwa dana nasabah takkan hilang. Mengapa demikian?

Katakanlah sebuah RD terproteksi A memiliki dana 1 trilyun rupiah. Dimana 900 milyar dana dialokasikan ke obligasi rating AAA, dengan suku bunga 10% per periodenya. Sementara itu sisa uang sebesar 100 milyar dialokasikan ke berbagai instrumen lainnya (yang berisiko hilang), macam saham, options, dsb.

Nah, ketika suatu hari, perekonomian guncang dan dana 100 milyar tersebut hilang 100% (misal karena investasinya bodong, bank investasinya pailit, dsb).

Pertanyaannya, apakah dana nasabah akan hilang dan nasabah mengalami kerugian investasi?
Ternyata tidak. Mengapa sebab dana 900 milyar masuk obligasi rating AAA yang tergolong aman dari kegagalan bayar. Sementara itu, obligasi tersebut berbunga 10% (100 milyar).
Sehingga pada akhir periode, dana nasabah akan tetap 1 trilyun (yang berasal dari 900 milyar obligasi + 100 milyar bunga obligasi + dan 0 rupiah dari 100 milyar instrumen yang hilang di pasar saham, pasar options, pasar investasi yang pailit / terlikuidasi).

Inilah mengapa dalam buku saya, saya menyebut bahwa teorinya investasi RD terproteksi itu pasti akan 100% aman.

Akan tetapi, itu kan teorinya. Fakta konkrit dalam dunia nyata, tidaklah dan takkan pernah seindah dalam teorinya. Maka RD terproteksi pun tidak 100% aman dari masalah.

- Bagaimana jika obligasi yang dibeli manajer investasi bukan obligasi aman dengan rating AAA?

- Bagaimana jika obligasi AAA pun, ternyata naas mengalami kegagalan bayar?

- Bagaimana jika nasabah tak bisa menunggu masa obligasi berbayar, dan gatal menarik dananya sebelum masa yang seharusnya ditentukan oleh pihak manajer investasi.

Perlu diketahui bahwa dalam RD ini, ada masa tertentu untuk pembelian UP-nya dan ada masa tertentu untuk penjualan UP-nya. Jika bukan masa penjualan yang ditentukan, seyogyanya Anda dilarang pihak Manajer Investasi RD untuk menarik dana Anda. Dan jika Anda tetap menarik dana Anda, misalnya karena (maaf) anak Anda kecelakaan dan Anda butuh uang segera, maka Anda akan terkena pinalti sejumlah tertentu oleh pihak Manajer Investasi.

Itulah sekelumit pengetahuan yang saya tahu tentang RD Terproteksi. Teorinya, dia aman 100%. Tapi nyatanya, hanya Tuhan yang tahu ke depannya bagaimana.

Tiada jaminan 100% di dunia yang tak sempurna ini, Ya Tuhan-ku, selain daripada-Mu... Memang benar adanya!

============


- Privat umum bisnis dari nol: 100 ribu rupiah *
- Privat umum reksadana dari nol: 100 ribu rupiah *
- Pembuatan program komputer untuk toko / mini-market / usaha apapun **
- Privat khusus 1 orang saja: 200 ribu rupiah
* minimal 5 orang pendaftar
** bergaransi support purna jual selama 5 tahun

Hubungi:
ekadp73@yahoo.com
ekadp22@yahoo.com (dalam kondisi email pertama gagal)

Bikin Reksadana Pendapatan Tetap Anda Sendiri

“Saya nggak mau ribet bertemu Manajer Investasi saya yang botak menyebalkan, saya juga nggak mau ribet bertemu customer service Bank Kustodian saya yang enggak ramah. Saya nggak mau masuk RD. Saya maunya bikin RDPT saya sendiri. Bisa nggak?”

Kalau saya jawab bisa, kagetkah Anda?

Sebenarnya tidak perlu kaget. Ingat, definisi RDPT adalah RD yang 80% dananya dimasukkan obligasi atau deposito, dan sisanya sebesar 20% boleh dialokasikan untuk apa saja, termasuk saham. Kalau paham definisinya, membikin sendiri RDPT Anda sendiri, mungkin-mungkin aja kok.

(1) Survey dulu bank mana yang punya deposito paling besar returnnya. Beberapa bank daerah menjanjikan return 11% ke atas.

(2) Nilailah apakah bank tersebut aman dari potensi likuidasi atau kolaps.

(3) Untuk menilai kelayakan bank, carilah laporan keuangan dengan www.google.com. Kemudian perhatikan berapa total asetnya, apakah total asetnya di atas 80 milyar atau tidak. Standar pemerintah, sebuah bank baru diakui jika total asetnya di atas 80 milyar. Standar saya pribadi sih di atas 200 M.

(4) Periksa juga kolom kewajiban / hutangnya. Pastikan rasio aset / kewajiban, minimal 2 kali, dalam artian aset harus dua kali jumlahnya dibanding kewajiban / hutang.

(5) Periksa juga ke mana saja pos-pos asetnya. Bank yang kokoh, menyebar / mendiversifikasikan dananya ke banyak tempat sekaligus, baik ke luar negeri, ke dalam negeri, ke SUN, obligasi korporat, saham, dan sebagainya. Semakin terdiversifikasi dan tersebar secara merata, makin baik adanya.

(6) Mengapa suatu bank harus menyebar asetnya secara merata? Ingat kasus 2008 silam, dimana perusahaan investasi asal USA yakni Lehmann Brothers menyatakan pailit. Otomatis dananya pun akan mengikuti aturan likuidasi, dimana hutang pajak dan pemerintah akan dinomer satukan, dan dana nasabah termasuk dana bank-bank Indonesia yang investasi di sana, akan sukar ditarik.

Apabila suatu bank di Indonesia terlanjur menginvestasikan sebagian besar dananya ke sana saja, tanpa adanya penyebaran ke pos-pos dana lainnya, niscaya bank tersebut akan ikut terimbas besar-besaran, dan bukan tidak mungkin ikut kolaps.

(7) Setelah Anda menemukan bank daerah di Indonesia dengan deposito yang aman namun returnnya besar, alokasikan 80% dana Anda ke sana. Misalnya, Anda punya 100 juta, masukkan 80 juta dana Anda ke deposito aman berbunga besar tadi.

(8) Lalu sisanya sebesar 20% dana, yakni 20 juta, silakan digunakan semau Anda, asal jangan untuk foya-foya. Anda bisa memasukkannya ke saham dan sebagainya. Saran saya untuk pemula, bisa main di ORI saja. Untuk main saham boleh saja, tetapi pastikan Anda paling tidak mempelajari basic-nya lebih dulu.

Nah, dengan demikian Anda sudah mendapatkan RDPT bikinan Anda sendiri? Likuidkah? Iya donk, khan instrumen utamanya pakai deposito. Amankah? Well, kita tahu sendiri deposito itu bagaimana. Tentunya jika kita mau lebih aman, kita pun menyebar 80% dana kita ke berbagai deposito berbunga besar, sebagaimana Manajer Investasoi (MI) di RD juga menyebar dana nasabah ke banyak tempat.

Satu yang paling penting ketika Anda membuat RDPT Anda sendiri, adalah Anda tidak perlu menggaji pihak Manajer Investasinya sama sekali. Dan tentunya, lebih bergengsi dan bikin pe-de donk!

==================


- Privat umum bisnis dari nol: 100 ribu rupiah *
- Privat umum reksadana dari nol: 100 ribu rupiah *
- Pembuatan program komputer untuk toko / mini-market / usaha apapun **
- Privat khusus 1 orang saja: 200 ribu rupiah
* minimal 5 orang pendaftar
** bergaransi support purna jual selama 5 tahun

Hubungi:
ekadp73@yahoo.com
ekadp22@yahoo.com (dalam kondisi email pertama gagal)

Mengenal Reksadana Pendapatan Tetap

Apaan sih RDPT itu?

Tidak kenal tidak sayang, itu kata pepatah. Oke, pada blog kali ini, kita bahas apa sih RDPT itu?

RDPT adalah reksadana di mana 80% komposisinya harus masuk ke obligasi atau produk pasar uang macam deposito. Demi melindungi kepentingan nasabah, maka peraturan pemerintah mengharuskan agar 80% dana nasabah di RDPT agar masuk ke obligasi atau produk aman lainnya, baru 20% boleh digunakan untuk yang lainnya, misalnya dimasukkan ke saham.

Nah, dari definisinya saja, sudah kedengaran kalau RDPT itu aman khan?

Karena di dunia keuangan obligasi, terutama yang ratingnya AAA atau paling tidak di atas BBB, dianggap instrumen yang cukup aman, maka RDPT pun disebut sebagai Pendapatan Tetap. Mengapa? Sebab volatilitas di obligasi cukup rendah, sehingga penghasilannya pun relatif tetap di angka tertentu. Hmm, menengok RDPT ini ibaratnya menengok kembali deposito, dengan segala keamanan dan kepastiannya, dan tentunya.. bunga yang rendah! Oh, well...

===========

- Privat umum bisnis dari nol: 100 ribu rupiah *
- Privat umum reksadana dari nol: 100 ribu rupiah *
- Pembuatan program komputer untuk toko / mini-market / usaha apapun **
- Privat khusus 1 orang saja: 200 ribu rupiah
* minimal 5 orang pendaftar
** bergaransi support purna jual selama 5 tahun

Hubungi:
ekadp73@yahoo.com
ekadp22@yahoo.com (dalam kondisi email pertama gagal)

Reksadana Bagi Pemula

Ibu-ibu, Bapak-bapak, pertama saya mau tanya dulu, “Berapa bunga deposito saat ini?”

Kalau jawabnya, 5 s/d 9%, berarti Ibu-ibu atau Bapak-bapak memang memahami situasi bank saat ini.

Sekarang pertanyaannya, Ibu-ibu atau Bapak-bapak, berapa return reksadana pada tahun 2007 kemarin?

Kalau jawabannya, 40 s/d 70%, berarti Ibu-ibu, Bapak-bapak memang investor reksadana sejati.

Banyak orang beralih ke reksadana dari deposito. Alasannya sederhana saja, bunga deposito kini makin kecil saja. Apalagi kemarin Bank Indonesia akhirnya memutuskan untuk menurunkan BI-rate sebesar 0,25%. Sebagaimana kita ketahui bersama, ketika BI-rate menurun, otomatis bunga deposito di berbagai bank akan langsung ikut melorot. Setahun lalu, bunga bank daerah terbesar berkisar 13% /thn, kini bunga bank daerah hanya berkisar 11 – 12% saja. Karena makin kecilnya bunga deposito, tak ada salahnya melirik reksadana yang return-nya lebih besar khan?

“Tapi saya kan pemula, Pak?” begitu jawab para responden biasanya. Untuk pemula pun ada siasatnya, sebagai berikut.

(1) Jika ingin aman, masuklah ke reksadana pendapatan tetap. Karena RDPT terbilang kecil volatilitasnya, sebab masuk ke obligasi, maka market timing tidak dilakukan.

(2) Kapan masuknya? Masuk saja kapan saja. Tidak usah menggunakan DCA atau lump sump, sebab volatilitasnya terbilang rendah. Bahkan pada tahun 2008 dimana reksadana saham remuk redam, RDPT masih tetap aman-aman saja.

(3) Karena tidak usah menggunakan DCA atau lump sump, maka pada RDPT siasatnya adalah memilih produk RDPT yang tepat. Kemudian sisanya masukkan saja dananya tiap kali ada uang lebih.

(4) Karena kita akan memasukkan dana ke RDPT tiap kali ada uang lebih, maka pastikan kebijakan minimum subscription / top up di bank kustodian Anda, mematok minimum subscript / top up yang kecil.

Oleh karena itu, RDPT bisa menjadi semacam alternatif baru bagi para pemula reksadana. Namun, hendaknya mereka yang memang peduli dengan masa depan yang lebih baik, mulai belajar RDS sambil jalan. Sebab perbedaan return di antara keduanya, membuat RDPT ibaratnya siput, jika dibandingkan RDS, meskipun memang RDPT jauh lebih aman.

Salam sukses,

Eka Dharma Pranoto, S.Kom, Aff.WM.

====

Jasa Kami
- Privat umum bisnis dari nol: 100 ribu rupiah *
- Privat umum reksadana dari nol: 100 ribu rupiah *
- Pembuatan program komputer untuk toko / mini-market / usaha apapun **
- Privat khusus 1 orang saja: 200 ribu rupiah
* minimal 5 orang pendaftar
** bergaransi support purna jual selama 5 tahun

Hubungi:
ekadp73@yahoo.com
ekadp22@yahoo.com (dalam kondisi email pertama gagal)

Strategi Dasar Berinvestasi Reksadana

Bagi pemula disarankan menggunakan strategi DCA (Dollar Cost Averaging) daripada menggunakan strategi lump sump. Mengapa? Sebab strategi DCA relatif (ingat, relatif lho.. bagi beberapa pemain reksadana yang berpengalaman, DCA justru terasa beresiko) lebih aman di banding metode lainnya, terhadap bahayanya volatilitas pasar.

Apa Itu Strategi DCA?

Secara sederhana DCA berarti memecah dana ke beberapa bagian, untuk diinvestasikan secara berkala, misalnya 1 bulan sekali, tanpa peduli pasar sedang naik atau turun. Secara sederhana, DCA meminta kita berinvestasi secara rutin, tidak peduli kondisi pasar atau tidak melakukan market timing.

Sebagai illustrasi, si Amat memiliki uang 100 juta rupiah. Karena si Amat ini masih pemula, maka dia pun masih merasa takut akan resiko kerugian di pasar modal. Dan tentunya sebagai pemula baru di dunia reksadana, dia belum mampu mengelola resiko secara baik. Namun, niatnya masuk ke dunia reksadana amat menggebu-gebu. Lantas, tidak adakah cara yang baik baginya agar bisa ikut merasakan gurihnya reksadana (emangnya kacang???) dengan tetap mempertahankan resiko yang tidak terlalu besar bagi seorang pemula.

Untunglah si Amat bertemu dengan seorang ahli perencana keuangan. Singkat cerita penasihat keuangan ini menyarankan padanya untuk berinvestasi secara teratur saja. “Pak Amat, bagaimana jika Bapak berinvestasi rutin tiap bulan saja? Uangnya yang 100 juta dipecah ke 12 bagian, menjadi 8,5 juta. Lalu tiap awal bulan dimasukkkan ke reksadana secara rutin.”

“Lantas gimana Pak kalau pasar sedang naik atau turun?”, sergah si Amat. “Akan rugikah saya?” Dengan sareh, sang penasihat keuangan menjawab. “Jangan pikirkan itu. Sebagai pemula, Bapak jelas belum siap untuk melakukan market-timing. Bapak takkan mampu menebak pasar mau turun atau naik.”

Maka katanya, “Karena itu, biarlah uang itu dipecah ke 12 bagian saja, lalu dimasukkan ke reksadana dengan rutin. Dengan demikian, pada bulan-bulan dimana pasar turun / hancur, dana yang kena cuma 1/12 bagian saja. Nah lebih aman khan?”

Untuk mengillustrasikan kehebatan teknik DCA ini, katakanlah kondisi pasar kira-kira sebagai berikut.

Bulan Januari: +5%
Bulan Februari: +15%
Bulan Maret: -10%
Bulan April: +3%
Bulan Mei: -40%
Bulan Juni: -5%
Bulan Juli: +10%
Bulan Agustus: +10%
Bulan September: +10%
Bulan Oktober: +5%
Bulan November: +6%
Bulan December: +5%

Dengan DCA dimana uang dipecah menjadi 12 bagian yang masing-masing 8,5 juta saja, maka pada bulan Mei dimana pasar rontok minus 40%, dana si Amat yang terimbas pasar hanya 5x8,5 juta = 60 juta saja. Bayangkan jika sejak awal si Amat menggunakan metode lump sump, yang memasukkan dana sekali saja sejak awal Januari, maka dana si Amat yang terkena imbas krisis akan menjadi 100 juta. Mana yang lebih berisiko?

Itulah konsep dasar strategi DCA, yakni memecah dana ke beberapa bagian, dan memasukkan secara rutin. Tujuannya, jika kelak terkena imbas, maka yang terimbas tidak banyak, sebab sedari awal sudah dipecah ke beberapa bagian.

Metode ini amat simpel, dan juga amat bermanfaat di Indonesia. Mengapa? Sebab banyak warga Indonesia yang beranjak dari deposito ke reksadana. Sebagai orang yang terbiasa dengan keamanan deposito, jelas kasihan mereka dong kalau tiba-tiba disuruh siap mental menghadapi kerasnya dunia pasar modal. Jadi apa solusinya? Sederhana saja, bagi pemula yang beranjak dari deposito ke reksadana, gunakan saja metode DCA ini.

Meskipun DCA amat populer di kalangan pemula reksadana karena keamanan serta kemudahannya, namun bagi pemain reksadana yang berpengalaman, DCA mempunyai banyak kelemahan yang berarti. Namun, DCA sendiri bisa disempurnakan dengan DCA Kombinasi Membaca Fundamental atau DCA Kombinasi SMA. Bagaimana caranya? Simak triknya di blog-blog berikutnya.

Apa Itu Reksadana

Reksadana adalah sebuah intrumen investasi dimana kita membayar sejumlah uang dan membiarkan dana tersebut dikelola oleh manajer investasi profesional untuk diputar di pasar modal. Apabila kita membeli reksadana saham, berarti kita meminta mereka untuk membantu kita memilihkan saham-saham yang bagus. Apabila kita membeli reksadana pendapatan tetap, berarti kita meminta mereka untuk membantu kita memilihkan obligasi yang bagus.

Sebagai contoh, ada ribuan masyarakat yang memasukkan dana pada sebuah reksadana saham A. Uang yang terkumpul dari dana masyarakat berkisar sebesar 100 milyar rupiah. Dana sebesar itu akan dikelola oleh manajer investasi dalam reksadana tersebut untuk membeli saham. Apabila nanti ada keuntungan dari bermain saham ini, maka masyarakat jugalah yang mendapat untung. Dengan kata lain, pada reksadana saham, kita bermain di saham, namun melalui perantara manajer investasi profesional. Cara ini tergolong cukup aman karena permainan saham dilakukan oleh manajer profesional yang biasa juga telah berpengalaman. Bandingkan apabila kita sendiri yang melakukan permainan saham.

Tapi, tentunya para manajer investasi tersebut juga meminta gaji dari kita. Nanti kita akan membahas hal tersebut setelah kita memahami lebih dulu sistem yang berlaku dalam reksadana.

Mengapa Reksadana

Investasi reksadana merupakan sebuah investasi yang paling cocok untuk sebagian besar masyarakat Indonesia. Alasannya sebagai berikut.
Pembahasan buku ini menekankan pada investasi reksadana, sebuah investasi yang cukup dikenal oleh mayoritas masyarakat Indonesia. Alasannya sebagai berikut.

- Investasi ini murah. Anda bisa berinvestasi di reksadana cukup dengan uang 500 ribu rupiah saja. Bandingkan dengan investasi perumahan, emas batangan, atau bahkan deposito yang mematok minimal 7 s/d 10 juta untuk bisa membuka rekening.

- Investasi ini memiliki resiko yang jauh lebih kecil dibanding saham.

- Investasi ini mampu memberi return yang cukup tinggi, 30% s/d 50% /thn, dengan resiko yang relatif kecil.

- Investasi ini mudah pengelolaannya. Hitung-hitungannya tidak serumit saham.

Oleh karena itu, pada dasarnya investasi reksadana merupakan sebuah investasi yang paling cocok untuk sebagian besar masyarakat Indonesia. Sebab, fakta nyata membuktikan bahwa sebagian besar khalayak masyarakat masih bermental takut resiko, namun mengharapkan return yang lebih tinggi dibanding deposito.
Nah, disinilah reksadana mengambil peranan. Sebab dia memiliki karakteristik resiko menengah (relatif kecil), tetapi dengan tingkat return yang memadai.

Selasa, 18 Agustus 2009

Mengenal Reksadana

Apakah reksadana itu? Tak lain adalah produk investasi pasar modal, dimana kita menyetor dana ke Manajer Investasi, untuk dikelola oleh mereka. Dana kita akan dimasukkan ke saham, obligasi, SUN, dan sebagainya. Dengan demikian uang kita akan berkembang, dan kita akan mendapatkan return berupa kenaikkan NAB.